Di era konsumerisme dan kemudahan akses pinjaman online (pinjol), kemampuan mengelola keuangan—atau Literasi Keuangan—bukan lagi sekadar keahlian hidup, melainkan keharusan moral dan spiritual. Bagi umat Islam, literasi ini harus dilandasi prinsip Syariah, di mana setiap transaksi bertujuan mencapai keberkahan (barakah) dan menghindari praktik riba, gharar, dan maysir.
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mujtahadah berkomitmen untuk membekali mahasiswanya dengan kecerdasan keuangan Syariah, memastikan bahwa semangat mujahadah (bersungguh-sungguh) diimplementasikan tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam mengelola harta.
1. Kecerdasan Finansial untuk Mahasiswa
Literasi keuangan harus dimulai dari diri sendiri. Mahasiswa STAI Mujtahadah didorong untuk menerapkan manajemen keuangan Islami dalam kehidupan sehari-hari:
- Menghindari Riba Sejak Dini: Mengedukasi mahasiswa tentang bahaya pinjaman konvensional dan pentingnya memilih instrumen keuangan Syariah (bank Syariah, pegadaian Syariah, dll.) untuk kebutuhan studi dan modal usaha.
- Perencanaan Zakat dan Sedekah: Mengajarkan perencanaan keuangan yang mengintegrasikan kewajiban zakat dan sedekah (infaq) sebagai pos pengeluaran utama, menanamkan bahwa harta yang berputar adalah harta yang berkah.
- Konsep Utang Piutang: Memahami etika utang piutang dalam Islam dan pentingnya menghindari gaya hidup yang melebihi kemampuan finansial.
2. Mujahadah dalam Berwirausaha Syariah
Lulusan STAI Mujtahadah, terutama yang tertarik pada wirausaha, perlu menguasai literasi bisnis Syariah:
- Modal dan Investasi Halal: Mahasiswa diajarkan cara mendapatkan modal usaha melalui skema bagi hasil (mudharabah atau musyarakah) dan pentingnya berinvestasi pada sektor yang halal dan etis (misalnya, di pasar modal Syariah).
- Akuntabilitas Bisnis: Menerapkan prinsip amanah (terpercaya) dan transparansi dalam pencatatan keuangan dan pelaporan bisnis, yang merupakan kunci keberhasilan jangka panjang dalam Islam.
- Strategi Pemasaran Etis: Memastikan praktik pemasaran dan promosi tidak mengandung unsur penipuan, janji palsu, atau eksploitasi, sejalan dengan etika dagang Rasulullah SAW.
3. Pendidikan Agama sebagai Fondasi Integritas
Inti dari literasi keuangan Syariah adalah integritas moral. Studi agama di STAI Mujtahadah memberikan fondasi kuat bahwa:
- Harta adalah Ujian: Setiap harta yang diperoleh adalah ujian, dan cara memperoleh serta mengelolanya harus sejalan dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.
- Keberkahan Jangka Panjang: Fokus ditekankan pada nilai keberkahan (barakah) dan ridha Allah, bukan sekadar keuntungan materi jangka pendek.
Dengan menguasai Literasi Keuangan Syariah, lulusan STAI Mujtahadah siap menjadi individu yang mandiri secara finansial, berintegritas dalam bisnis, dan mengaplikasikan semangat mujahadah untuk meraih kesuksesan yang berkah di dunia dan akhirat.


Leave a Reply